Blogger Widgets

Jumat, 22 November 2013

Makalah Minyak Bumi



DAFTAR ISI
                                                                                 Halaman
                                                                                                                                                                       
HALAMAN SAMPUL........................................................................................                   
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB 1.   PENDAHULUAN................................................................................
1.1.... Latar Belakang..........................................................  
1.2.... Rumusan Masalah......................................................
1.3.... Tujuan Penelitian.......................................................
BAB 2.   PEMBAHASAN...................................................................................
2.1.... Pengertian Minyak Bumi...........................................
2.2.... Komposisi penyusun minyak bumi.............................
2.3.... Proses pengolahan minyak bumi................................
2.4.... Dampak dan Upaya Penghematan BBM...................
BAB 3.  PENUTUP...............................................................................
3.1.... Kesimpulan.................................................................
3.2.... Saran..........................................................................




BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Minyak bumi adalah sumber daya alam yang dapat habis sewaktu-waktu dan minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi banyak kali dipakai dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia, minyak bumi dipakai sebagai bahan bakar kendaraan, minyak pelumas, minyak goreng, minyak tanah, dan masih banyak lagi. Minyak bumi sangatlah berguna bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini kita dihadapi dengan suatu masalah yaitu bahwa minyak bumi semakin berkurang dari hari ke hari yang digunakan untuk kehidupan manusia. Maka dari itu manusia berlomba-lomba menciptakan alat-alat yang canggih, ramah lingkungan, dan juga alat untuk dapat menghemat minyak bumi.
Dan saat ini sudah mulai berkembang teknologi mutakhir, seperti mobil yang menggunakan bahan bakar listrik dan tidak lagi memerlukan bahan bakar dari minyak bumi. Maka mulai saat ini kita harus pintar-pintar dalam menggunakan minyak bumi, karena minyak bumi mulai berkurang dari hai ke hari.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa saja komposisi penyusun minyak bumi?
1.2.2        Bagaimana proses pengolahan minyak bumi?
1.2.3        Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak ?
1.3  Tujuan Makalah
1.3.1        Untuk mengetahui komposisi penyusun minyak bumi.
1.3.2        Untuk mengetahui proses pengolahan minyak bumi.
1.3.3        Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat
penggunaan Bahan Bakar Minyak.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.  

2.2 Komposisi penyusun minyak bumi
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari daerah ke daerah lainnya.




Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan  hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon : 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %
Struktur Hydrokarbon pada Minyak Bumi  :
            1.      Paraffin : Hidrokarbon jenuh dg rantai lurus atau bercabang tanpa bentuk cincin dan dapat memiliki banyak isomer  :
2.      Nafthenea / Sikloparaffin ; Hidrokarbon jenuh yg memiliki  satu atau lebih cincin dan dapat memiliki cabang parafanic
            3.      Aromatic : hidrokarbon yg mengandung satu atau lebih inti aromatic dan dapat memiliki banyak  isomer
            4.      Olefins : hidrokarbon tidak jenuh, lurus atau bercabang
Contoh  : etena, propena/propilena, butena

2.3 Proses pengolahan minyak bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung  dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.




Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:

Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Lalu, bagaimana sebenarnya penggunaan bensin sebagai bahan bakar?
Bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
Oleh karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut.
Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. -Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n­-nonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum. -Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar.
Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan .
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% n­heptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
-Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.



-Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
-Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

2.4Dampak dan Upaya Penghematan Bahan Bakar Minyak
1) Dampak Bahan Bakar Terhadap Udara dan Iklim
            Ahli perubahan iklim dari ITB, Armi Susandi menjelaskan, memasuki abad ke-19, manusia telah melakukan perubahan dalam hal teknologi dan gaya hidup. Revolusi industri di Inggris pada awal abad ke-19 merupakan awal sebuah era baru dalam kehidupan manusia, yaitu era industrialisasi. Penggunaan berbagai bahan bakar fosil untuk bahan bakar alat-alat industri dan transportasi telah membuat sebuah perubahan besar pada kondisi iklim dunia. Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu CO2, CH4, N2O, SF6, HFC dan PFC akibat aktifitas manusia menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer.
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Gas nitrogen monoksida (NO) memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida (NO) di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen (O2), yang terjadi pada suhu tinggi. Pada saat kontak dengan udara, maka gas nitrogen monoksida (NO) akan membentuk gas NO2. Gas NO2 merupakan gas yang beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan dengan reaksi berikut:
1. Pembentukan asam sulfit di udara lembap
2. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara
3. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3
Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.
Emisi gas NO2 dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita. Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda – benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.



2) SMOG
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NO2, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
3) Dampak Bahan Bakar Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
4) Dampak Bahan Bakar Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
5) Asap buang kendaraan bermotor
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:
a.    Karbon dioksida
Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan peningkatan suhu permukaan bumi.



b.    Karbon monoksida
Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan  rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).
c.     Oksida Belerang
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasna, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.


d.    Oksida nitrogen
NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
6) Dampak Bahan Bakar Terhadap Ekonomi
            Secara umum terjadinya peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat dengan kian berkembang kegiatan ekonomi dan kian bertambah jumlah penduduk. Di Indonesia, dengan jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan pertumbuhan ekonomi terus berlangsung yang ditunjukkan oleh kian bertambah output serta beragam aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat, maka peningkatan kebutuhan energi adalah suatu hal yang tak bisa dihindari.Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang
Upaya penghematan BBM dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a.       Berkendara dengan konstan dan jangan terlalu cepat
Tekanan gas yang spontan atau tiba-tiba, kemudian melambat dengan drastis membuat boros bahan bakar. Berkendara dengan konstan, memerhatikan batas kecepatan dan menghindari memacu dan mengerem mobil secara tiba-tiba, akan dapat meningkatkan 5% jarak tempuh di jalan kecil dan sampai 33% di jalan raya besar.

b.      Kurangi beban dalam mobil
Beban tambahan sebesar 45 kilogram di dalam mobil dapat mengurangi jarak tempuh sebanyak 2%. Dengan kata lain, kita dapat menghemat ratusan ribu per tahun hanya dengan membebaskan mobil dari barang-barang yang tidak diperlukan.
c.       Jangan menyalakan mobil saat lama berhenti
Matikan mesin mobil saat lama untuk mengurangi pemakaian gas, termasuk ketika terjebak dalam kemacetan. Hindari jalan-jalan yang rawan macet.
d.      Periksalah mesin dan saringan udara
Mesin yang terawat dengan baik akan membuat mobil lebih irit bahan bakar. Mengganti filter udara (saringan udara) yang tersumbat dapat menghemat bahan bakar kendaraan hingga 10%.
e.       Periksa tekanan udara pada ban
Rawatlah ban kendaraan. Pastikan ban mobil terpompa sesuai dengan tekanan yang direkomendasikan. Ban yang kempes membuat kendaraan lebih boros bahan bakar, namun memompa secara berlebihan akan mengacaukan kendali mobil yang pada akhirnya juga membuat bahan bakar menjadi lebih boros.
f.       Menghemat penggunaan AC mobil
Memakai AC hanya saat benar-benar dibutuhkan saja. Bukalah jendela dan biarkan angin menggantikan AC mobil ketika berkendara dengan pelan.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak bumi merupakan hasil pelapukan dari tumbuhan dan hewan pada tekanan tinggi. Daerah pantai memiliki kemungkinan lebih besar mempunyai kandungan zat organik (cikal bakal minyak bumi), melalui proses alam zat ini akan bergerak masuk pada batuan sedimen dan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karenanya minyak bumi juga dikenal dengan nama petroleum dari bahasa latin (petros=batu dan oleum=minyak). Dan minyak bumi juga merupakan sumber daya alam yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama yakni jutaan tahun serta minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Jadi gunakanlah minyak bumi atau “emas hitam” tersebut seefisien mungkin agar persediaan minyak bumi tidak cepat habis sehingga kita tidak mempunyai bahan dasar untuk membuat bahan bakar dan lain-lain yang berhubungan dengan minyak bumi tersebut.

3.2 Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya.













DAFTAR PUSTAKA






1 komentar:

  1. izin copas ya dikit sebagai refrensi:) terimakasih! semoga makin sukses!

    BalasHapus