DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
SAMPUL........................................................................................
HALAMAN
JUDUL...........................................................................................
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
BAB
1. PENDAHULUAN................................................................................
1.1.... Latar Belakang..........................................................
1.2.... Rumusan Masalah......................................................
1.3.... Tujuan Penelitian.......................................................
BAB
2. PEMBAHASAN...................................................................................
2.1.... Pengertian Minyak Bumi...........................................
2.2.... Komposisi penyusun minyak bumi.............................
2.3.... Proses pengolahan minyak bumi................................
2.4.... Dampak dan Upaya Penghematan BBM...................
BAB 3. PENUTUP...............................................................................
3.1.... Kesimpulan.................................................................
3.2.... Saran..........................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi adalah sumber daya alam yang dapat habis
sewaktu-waktu dan minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Minyak bumi banyak kali dipakai dalam kehidupan masyarakat di
seluruh dunia, minyak bumi dipakai sebagai bahan bakar kendaraan, minyak
pelumas, minyak goreng, minyak tanah, dan masih banyak lagi. Minyak bumi
sangatlah berguna bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini kita dihadapi dengan suatu masalah yaitu
bahwa minyak bumi semakin berkurang dari hari ke hari yang digunakan untuk
kehidupan manusia. Maka dari itu manusia berlomba-lomba menciptakan alat-alat
yang canggih, ramah lingkungan, dan juga alat untuk dapat menghemat minyak
bumi.
Dan saat ini sudah mulai berkembang teknologi
mutakhir, seperti mobil yang menggunakan bahan bakar listrik dan tidak lagi
memerlukan bahan bakar dari minyak bumi. Maka mulai saat ini kita harus
pintar-pintar dalam menggunakan minyak bumi, karena minyak bumi mulai berkurang
dari hai ke hari.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
saja komposisi penyusun minyak bumi?
1.2.2
Bagaimana proses pengolahan minyak bumi?
1.2.3 Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat
penggunaan Bahan Bakar Minyak ?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1
Untuk mengetahui komposisi penyusun minyak bumi.
1.3.2
Untuk mengetahui proses pengolahan minyak bumi.
1.3.3 Untuk
mengetahui bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat
penggunaan
Bahan Bakar Minyak.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas
hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak
bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati
sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di
dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat
laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan
gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan
waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang
berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi
dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh
lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar
lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi
karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi
daratan.
2.2 Komposisi penyusun minyak bumi
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks
hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah
komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas
alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana.
Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan
hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak
bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung
didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan
senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan
Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur
lainnya dan dari daerah ke daerah lainnya.
Perbandingan
unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi.
Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon
: 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %
Struktur Hydrokarbon pada Minyak Bumi :
1.
Paraffin : Hidrokarbon jenuh dg rantai lurus atau bercabang tanpa bentuk cincin
dan dapat memiliki banyak isomer :
2.
Nafthenea / Sikloparaffin ; Hidrokarbon jenuh yg memiliki satu atau lebih
cincin dan dapat memiliki cabang parafanic
3.
Aromatic : hidrokarbon yg mengandung satu atau lebih inti aromatic dan dapat
memiliki banyak isomer
4.
Olefins : hidrokarbon tidak jenuh, lurus atau bercabang
Contoh : etena, propena/propilena, butena
2.3 Proses pengolahan minyak bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah
permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa
ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan
kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan
sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah
terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan
jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring
bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu,
pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak
mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang
mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi
digambarkan sebagai berikut:
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih
memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500
jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Lalu, bagaimana
sebenarnya penggunaan bensin sebagai bahan bakar?
Bensin
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
Oleh karena bensin hanya terbakar dalam fase uap,
maka bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder
mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah
menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut.
Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang
menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung
dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston
menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai
hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. -Alkana rantai
lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n-nonana
sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal
sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang
dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada
sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke
piston tidak maksimum. -Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin
seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit
ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar.
Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik
harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik
dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan
oktan .
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari
kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin.
Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan
nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana
dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui
uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya.
Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran
dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang
sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut
digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya
mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
-Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi
bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming Contohnya
mengubah n-oktana menjadi isooktana.
-Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam
campuran akhir fraksi bensin.
-Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin
untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh
karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan
senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
2.4Dampak dan Upaya Penghematan Bahan Bakar Minyak
1) Dampak Bahan Bakar Terhadap Udara dan
Iklim
Ahli
perubahan iklim dari ITB, Armi Susandi menjelaskan, memasuki abad ke-19,
manusia telah melakukan perubahan dalam hal teknologi dan gaya hidup. Revolusi
industri di Inggris pada awal abad ke-19 merupakan awal sebuah era baru dalam
kehidupan manusia, yaitu era industrialisasi. Penggunaan berbagai bahan bakar
fosil untuk bahan bakar alat-alat industri dan transportasi telah membuat
sebuah perubahan besar pada kondisi iklim dunia. Peningkatan konsentrasi Gas
Rumah Kaca (GRK) yaitu CO2, CH4, N2O, SF6, HFC dan PFC akibat aktifitas manusia
menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer.
Selain menghasilkan energi, pembakaran
sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas,
antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida
(SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan
global).
Gas nitrogen monoksida (NO) memiliki sifat tidak
berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di
samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam.
Keberadaan gas nitrogen monoksida (NO) di udara disebabkan karena gas nitrogen
ikut terbakar bersama dengan oksigen (O2), yang terjadi pada suhu
tinggi. Pada saat kontak dengan udara, maka gas nitrogen monoksida (NO) akan
membentuk gas NO2. Gas NO2 merupakan gas yang beracun,
berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat
dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat
menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya
kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat
menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian
pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai
konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi
gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak
berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun
dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang
yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang
terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab
terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu
bara.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida
belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi
menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam dapat
dijelaskan dengan reaksi berikut:
1. Pembentukan asam sulfit di udara lembap
2. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara
3. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap
membentuk asam sulfat yang lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3
Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini
memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan sangat korosif terhadap logam
dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam, oksida
belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat
pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat
yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.
Emisi gas NO2 dan SO2 ke udara dapat
bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan,
air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH
“hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan,
dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya.
Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat,
lapuk).
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga
mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2
merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara.
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah
pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita. Keberadaan
CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia,
sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar
inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda – benda di sekitarnya.
Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang
oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin
panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat
yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek
rumah kaca atau green house effect.
2) SMOG
Smog merupakan pencemaran udara yang
disebabkan oleh tingginya kadar gas NO2, SO2, O3 di udara yang dilepaskan,
antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat
menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam
memandang.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas
CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar,
karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu
gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran
(SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per
satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon
dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida
yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5
ton.
3) Dampak Bahan Bakar Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara
penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya
tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke
laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada
dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
4) Dampak Bahan Bakar Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah
dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan
dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit
Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu
diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila
tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak
dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
5) Asap buang kendaraan bermotor
Gas-gas yang terdapat dalam asap
kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah
karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut
ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:
a. Karbon
dioksida
Karbon dioksida tergolong gas rumah
kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan
peningkatan suhu permukaan bumi.
b.
Karbon monoksida
Gas ini bersifat racun, dapat
menyebabkan rasa sakit pada mata,
saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).
c. Oksida Belerang
Belerang oksida, apabila terisap oleh
pernapasna, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam
sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang
juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
d. Oksida
nitrogen
NOx
bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut
atau smog. Smog menyebabkan
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat
tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
6) Dampak Bahan Bakar Terhadap Ekonomi
Secara umum terjadinya
peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat dengan kian berkembang
kegiatan ekonomi dan kian bertambah jumlah penduduk. Di Indonesia, dengan
jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan pertumbuhan
ekonomi terus berlangsung yang ditunjukkan oleh kian bertambah output serta
beragam aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat, maka peningkatan
kebutuhan energi adalah suatu hal yang tak bisa dihindari.Dampak terhadap
ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak
terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan
terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan
sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di
perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga
berkurang
Upaya penghematan
BBM dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a.
Berkendara dengan konstan dan jangan terlalu cepat
Tekanan gas yang spontan
atau tiba-tiba, kemudian melambat dengan drastis membuat boros bahan bakar.
Berkendara dengan konstan, memerhatikan batas kecepatan dan menghindari memacu
dan mengerem mobil secara tiba-tiba, akan dapat meningkatkan 5% jarak tempuh di
jalan kecil dan sampai 33% di jalan raya besar.
b. Kurangi beban dalam
mobil
Beban tambahan
sebesar 45 kilogram di dalam mobil dapat mengurangi jarak tempuh sebanyak 2%.
Dengan kata lain, kita dapat menghemat ratusan ribu per tahun hanya dengan
membebaskan mobil dari barang-barang yang tidak diperlukan.
c.
Jangan menyalakan mobil saat lama berhenti
Matikan mesin mobil
saat lama untuk mengurangi pemakaian gas, termasuk ketika terjebak dalam
kemacetan. Hindari jalan-jalan yang rawan macet.
d.
Periksalah mesin dan saringan udara
Mesin yang terawat
dengan baik akan membuat mobil lebih irit bahan bakar. Mengganti filter udara
(saringan udara) yang tersumbat dapat menghemat bahan bakar kendaraan hingga
10%.
e.
Periksa tekanan udara pada ban
Rawatlah ban
kendaraan. Pastikan ban mobil terpompa sesuai dengan tekanan yang
direkomendasikan. Ban yang kempes membuat kendaraan lebih boros bahan bakar,
namun memompa secara berlebihan akan mengacaukan kendali mobil yang pada
akhirnya juga membuat bahan bakar menjadi lebih boros.
f.
Menghemat penggunaan AC mobil
Memakai AC hanya
saat benar-benar dibutuhkan saja. Bukalah jendela dan biarkan angin
menggantikan AC mobil ketika berkendara dengan pelan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak bumi merupakan hasil pelapukan dari tumbuhan
dan hewan pada tekanan tinggi. Daerah pantai memiliki kemungkinan lebih besar
mempunyai kandungan zat organik (cikal bakal minyak bumi), melalui proses alam
zat ini akan bergerak masuk pada batuan sedimen dan terperangkap dalam batuan
tersebut. Oleh karenanya minyak bumi juga dikenal dengan nama petroleum dari
bahasa latin (petros=batu dan oleum=minyak). Dan minyak bumi juga merupakan
sumber daya alam yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama yakni jutaan
tahun serta minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Jadi gunakanlah minyak bumi atau “emas hitam”
tersebut seefisien mungkin agar persediaan minyak bumi tidak cepat habis
sehingga kita tidak mempunyai bahan dasar untuk membuat bahan bakar dan
lain-lain yang berhubungan dengan minyak bumi tersebut.
3.2 Saran
Oleh karena minyak
bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam
pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin /
bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam
sekitarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar: